DJABARPOS.COM, Jakarta – Alat yang diklaim mampu mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) karya warga Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah sudah diuji Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Hasil olahan mesin itu sudah dimanfaatkan warga Desa Kasilib, Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, dan mulai diaplikasikan di 48 desa di Indonesia.

“Bisa mengurangi sampah plastik. Untuk skala desa terutama di desa kami sampah plastik bisa terselesaikan, ada solusi dan solusinya bisa menghasilkan energi baru yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” kata Budi Trisno Aji pembesut Faspol 5.0 mengutip Antara, Selasa (26/9).

Untuk produk olahan teknologi Faspol 5.0 dinamai Petasol dan sudah merilis logo bersama BRIN, produk tersebut saat ini masih dalam proses pendaftaran regulasi dan mengurus izin untuk dapat dijual secara umum.

“Saat ini perizinan sedang diupayakan. Nanti akan ada izin edar dan sebagainya. Proses dengan BRIN sudah sampai level nasional dan mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah ada informasi terkait proses perizinan tersebut,” katanya.

Dalam keterangan resminya, alat yang menciptakan BBM dari sampah itu masuk nominasi Innovative Government Award (IGA) 2023 Kementerian Dalam Negeri.

“Teknologi Faspol 5.0 ini menjadi solusi penanganan sampah plastik secara tuntas dan inovasi ini sampah plastik diubah menjadi bahan bakar dengan memanfaatkan teknologi fast pyrolysis dengan menambahkan katalis dan teknologi plasma yang aman bagi lingkungan,” kata Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, Senin (25/9).

Ia menjelaskan bahwa teknologi Faspol 5.0 merupakan hasil inovasi dari Bank Sampah Banjarnegara yang difasilitasi Pemkab Banjarnegara dan Pemprov Jateng.

Munculnya inovasi ini dilatarbelakangi permasalahan sampah, terutama sampah plastik, di mana polusi sampah plastik Indonesia ini mencapai 5,4 juta ton per tahun dan sekitar 20 persen sampah plastik ini berakhir di perairan laut.

Sebanyak 50 kilogram sampah plastik dapat diolah menjadi BBM setara solar sebanyak 30 liter, bensin 10 liter, minyak tanah sebanyak 5 liter, air 2 liter, dan residu karbon aktif sebanyak 3 kg.

“Hasil inovasi ini siap untuk dikomersialisasikan karena telah melewati beberapa uji dan kajian. Hasil uji kualitas setara dengan bio solar dan Pertamina Dex. Hasil BBM sudah diujicobakan ke kendaraan,” ujarnya.

Budi menjelaskan, karyanya merupakan hasil inovasi generasi kelima.

BBM dari sampah plastik itu disebut kompatibel pada mesin pertanian maupun mesin kendaraan bermotor seperti Toyota Fortuner lansiran 2008.(Nino)

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *