DJABARPOS.COM, Bandung – Setiap generasi tumbuh dalam zaman yang berbeda, membawa nilai, gaya hidup, dan cara bahagia yang tak sama. Nama-nama seperti Gen Z, Milenial, hingga Alpha bukan sekadar tren, tapi mencerminkan konteks sejarah yang membentuk mereka.

Inilah penjelasan ringkas asal-usul nama masing-masing generasi dan apa yang membuat mereka bahagia:

Baby Boomers (1946–1964)
Dunia mencatat lonjakan angka kelahiran setelah Perang Dunia II. Fenomena ini melahirkan nama “Baby Boomers.” Mereka merasa bahagia saat hidup stabil, punya rumah, dan keluarga rukun.

Generasi X (1965–1980)
Penulis Kanada Douglas Coupland memopulerkan istilah “Generation X” untuk menggambarkan generasi yang belum punya label. Mereka mengejar kebahagiaan lewat kebebasan, kemandirian, dan work-life balance.

Generasi Y / Milenial (1981–1996)
Generasi ini besar saat pergantian milenium, sehingga disebut Milenial. Mereka merasa bahagia saat bisa berkembang, menjelajah pengalaman baru, dan tetap terhubung secara digital.

Generasi Z (1997–2012)
Sebagai lanjutan dari Gen Y, generasi ini tumbuh bersama internet sejak lahir. Gen Z menemukan kebahagiaan lewat ekspresi diri, konten kreatif, dan keterlibatan dalam isu sosial.

Generasi Alpha (2013–sekarang)
Peneliti sosial Mark McCrindle memperkenalkan istilah “Alpha” untuk menandai awal alfabet Yunani pasca-Gen Z. Anak-anak ini merasa bahagia lewat interaksi digital, teknologi canggih, dan dukungan emosional dari lingkungan.

Menurut Dr. Anita Widodo, pengamat sosial dan pendidikan, memahami nama dan kebiasaan tiap generasi membantu masyarakat menjembatani komunikasi.

“Setiap generasi hidup di zamannya sendiri. Bentuk kebahagiaan mereka pun lahir dari pengalaman yang berbeda,” jelasnya.

Masyarakat yang memahami hal ini bisa menciptakan ruang yang inklusif dan minim konflik lintas generasi. (Arsy/Hasan)

By Arsy 80

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *