Indeks Risiko Bencana Kabupaten Garut Tahun 2023 Masuk Kategori Tinggi

DJABARPOS.COM, Garut – Kabupaten Garut merupakan daerah yang memiliki beragam ancaman bencana mulai dari bencana alam, bencana non alam, sampai bencana sosial. Bahkan hasil kajian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), indeks risiko bencana (IRB) Kabupaten Garut tahun 2023 termasuk ke dalam risiko bencana tinggi.

Demikian dikatakan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Sekretariat Daerah Kabupaten Garut, Bambang seusai membuka kegiatan Jambore Relawan Penanggulangan
Bencana di objek wisata Situ Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Rabu 7 Agustus 2024. Kegiatan ini diikuti oleh 161 peserta dari berbagai organisasi dengan pemateri dari BPBD Garut, FAJI Jawa Barat, FAJI Garut, BMKG, dan PMI Cabang Garut.

Iklan Djabar Pos

Menurut Bambang, berdasarkan kajian, Kabupaten Garut juga memiliki 14 jenis ancaman bencana yang memerlukan penanganan dari semua pihak. Tidak hanya pemerintah, penanganan bencana di Garut juga memerlukan peran serta dari seluruh lapisan masyarakat.

“Hasil kajian dari BNPB menunjukkan bahwa IRB Kabupaten Garut tahun 2023 adalah sebesar 147,39. Ini sudah termasuk ke dalam risiko bencana tinggi sehingga harus mendapatkan perhatian serius semua kalangan”, kata Bambang.

Tingginya potensi bencana di Kabuoaten Garut, imbuhnya, juga dapat dilihat dari kejadian bencana yang terjadi tahun ini. Hingga 30 Juni 2024, tercatat telah terjadi
bencana sebanyak 124 kejadian di wilayah Kabupaten Garut.

Bambang menyatakan, bencana yang terjadi di Kabupaten Garut didominasi oleh bencana
hidrometeorologi basah yang meliputi tanah longsor, banjir, dan cuaca ekstrem. Hal ini telah menyebabkan ratusan kepala keluarg terpaksa harus direlokasi ke tempat lain yang lebih aman.

Dengan kondisi seperti itu, Bambang mengatakan tentunya perlu dilakukan berbagai upaya penanggulangan dan penanganan bencana yang terarah, menyeluruh, dan terpadu. Hal itu dilakukan mulai dari pada tahap pra bencana, tanggap darurat, maupun pasca bencana.

“Salah satu upaya penting adalah pendidikan dan pelatihan kebencanaan bagi relawan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi relawan dalam manajemen penanggulangan bencana, teknik SAR dalam air atau water rescue, serta teknik evakuasi
dan pertolongan darurat”, ujarnya.

Dia juga mengingatkan pentingnya peran serta masyarakat dalam upaya penanganan bencana. Karena penanganan bencana tidak hanya bisa diselesaikan oleh satu pihak akan tetapi memerlukan keterlibatan seluruh pihak, termasuk masyarakat.

Di tempat yang sama, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefullah, menambahkan penyelenggaraan jambore ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi relawan dalam manajemen penanggulangan
bencana. Hl ini dinilainya penting untuk menunjang peran dan fungsi relawan penanggulangan bencana, khususnya pada keadaan darurat bencana.

“Kegiatan ini diikuti oleh 161 peserta dari berbagai organisasi relawan yang ada di Kabupaten Garut dengan pemateri dari BPBD Garut, FA JI Jawa Barat, FAJI
Garut, BMKG, dan PMI Cabang Garut. Kegiatan ini dilaksanakn selama 2 hari m3ulai Rabu, 7 Agustus 2024 3 Kamis, 8 Agustus 2024″, ujar Aah.(Agus Sambas)

Iklan Djabar Pos

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *