“Berinovasi tanpa risiko berarti membunuh inovasi. Tidak ada inovasi tanpa risiko di dunia,” tandas Ma seperti dikutip CNN.
“Inovasi yang baik tidak takut regulasi, tapi takut aturan mereka ketinggalan jaman. Kita tidak boleh menggunakan cara mengelola stasiun kereta untuk mengatur bandara.”
Jack Ma adalah salah satu politisi yang menjaga jarak dengan dunia politik. Ia tak tergabung dengan perkumpulan yang kerap pertemuan tahunan pengusaha dan pemerintah. Padahal founder Tencent, Baidu, dan perusahaan raksasa China lain masuk dalam kelompok itu.
Meski demikian, Jack Ma dekat dengan Jiang Zemin, Presiden China sebelum Xi. Sebelum menjadi presiden, Xi punya kekuasaan di Zhejiang, dimana Alibaba berkantor. Namun, Ma enggan dekat-dekat dengan politik Xi.
Dua bulan setelah Xi menjadi presiden, Ma melepas jabatan CEO Alibaba pada Mei 2013. Ia menjabat sebagai chairman. Pada 2018 Xi melakukan revisi konstitusi di China dan membobol batasan jabatan presiden dua periode.
Usai keputusan Xi itu, enam bulan kemudian Ma menyatakan akan pensiun dalam satu tahun. Pada September 2019 Ma turun dari kursi chairman. Ia juga turun dari dewan perusahaan pada September 2020, seperti dilaporkan Nikkei Asia.
Kelakuan Ma sepertinya dianggap berlebihan oleh pemerintah China. Xi memang dikenal hanya memberi sedikit ruang yang menentang kebijakannya.
Pidato itu terjadi hanya beberapa minggu sebelum jadwal penawaran umum perdana (IPO) Ant Group, sebuah perusahaan fintech milik Jack Ma. Melansir The Independent, IPO Ant diprediksi akan menjadi IPO terbesar sepanjang sejarah, yakni mencapai US$35 miliar atau sekitar Rp485,9 triliun.
Namun, akibat kritik tersebut, pemerintah China lantas menangguhkan IPO anak perusahaan Alibaba itu. Ant adalah induk layanan pembayaran digital terbesar di China, Alipay. Penangguhan IPO Ant dilakukan dengan mengubah serangkaian peraturan dalam IPO.
Sindiran Xi hingga Jack Ma Diramalkan Bakal Tewas atau Dipenjara.
Alasan pemerintah China menjegal Ant juga disebut untuk mengurangi pengaruh Alibaba dalam sistem keuangan China. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk memastikan keberlanjutan ekonomi China.
Pada 2 November, Jack Ma sempat dipanggil otoritas China untuk diinterogasi. Beberapa saat setelah itu, sebuah kolom diam-diam dipublikasikan kantor pemberitaan pemerintah China Xin Hua.

