DJABARPOS.COM, Banjar – Pemkot Banjar bersama PT KAI telah melakukan survei kondisi jalur rel kereta yang telah lama nonaktif. Hal itu berkaitan dengan rencana reaktivasi jalur kereta api (KA) Banjar-Pangandaran, yang diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp3 triliun.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kota Banjar, H Andi Bastian, mengonfirmasi bahwa survei bersama PT KAI telah dilakukan beberapa waktu lalu untuk meninjau kelayakan infrastruktur.
“Banyak bagian rel dan sarana yang sudah rusak atau tidak layak pakai,” ujarnya pada Kamis (24/4/2025).
Dikutip dari berbagai sumber, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa jalur Banjar–Pangandaran diprioritaskan sebagai proyek reaktivasi pertama di Jabar karena potensinya mendongkrak ekonomi, terutama sektor pariwisata Pangandaran.
“Ini opsi paling realistis. Dampaknya akan langsung terasa bagi pertumbuhan wilayah sekitar,” kata Dedi.
Meski demikian, waktu pelaksanaan proyek belum dapat dipastikan. Dedi menekankan pentingnya perencanaan matang dan koordinasi dengan pemerintah pusat, termasuk Kementerian Perhubungan dan Kementerian Keuangan, untuk mengalokasikan anggaran.
“Kita harus punya mimpi dulu. Jika fiskal membaik, ini bisa segera direalisasikan,” tambahnya.
Sebelumnya juga, Sekretaris Daerah Jabar, Herman Suryatman, menyatakan bahwa rencana ini masih dalam tahap pembahasan awal dan memerlukan rapat teknis lebih lanjut dengan pemangku kepentingan.
Selain Banjar–Pangandaran (82 km), empat jalur lain yang masuk rencana reaktivasi adalah Bandung–Ciwidey (37,8 km), Garut–Cikajang (28,2 km), Rancaekek–Tanjungsari (11,5 km), dan Cipatat–Padalarang (17 km). Proyek ini diharapkan menjadi pengungkit konektivitas dan ekonomi regional. (Ade Suhendi)