DJABARPOS.COM, Bandung – Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi, mengungkapkan revitalisasi Kampung Pelangi 200 menjadi Lembur Katumbiri dilakukan dengan pengecatan ulang 347 rumah di RW 12, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat.
Selain pengecatan rumah, keindahan Lembur Katumbiri juga ditambah dengan seni lukis tembok atau mural karya seniman John Martono yang karyanya sudah banyak menghiasi beberapa titik di Kota Bandung.
Menurut Didi, total cat yang dihabiskan untuk mengembalikan keceriaan di kampung tersebut mencapai 504 galon cat senilai Rp 190.000.000. Revitalisasi tersebut melibatkan juga 150 personel di lapangan.
“Kami mulai dari luar karena bagian dalam sempat terkendala anggaran. Namun, luar biasa, Lembur Katumbiri ini sudah viral lebih dulu sebelum diresmikan hari ini,” ungkap Didi seusai peresmian Lembur Katumbiri, Selasa (6/5/2025).
Didi menjelaskan, Lembur Katumbiri memiliki daya tarik istimewa, yaitu lokasi yang strategis dengan view mata elang.
Selain itu, lanjut Didi, kawasan tersebut juga telah mengembangkan konservasi ikan endemik, urban farming, dan pasar mingguan melalui kolaborasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung.
Nama Lembur Katumbiri diusulkan langsung oleh warganya untuk menggantikan nama sebelumnya, Kampung Pelangi 200, dengan harapan lebih mencerminkan identitas lokal dan menghindari stereotipe.
“Katumbiri dalam bahasa Sunda berarti pelangi, tetapi dengan rasa kultural yang lebih dalam dan kontekstual,” tandasnya.
Sementara itu, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengatakan bahwa peresmian Lembur Katumbiri menjadi bagian dari upaya memperkuat sektor pariwisata di Kota Bandung yang berbasis kemasyarakatan.
“Saya berharap Lembur Katumbiri ini bisa menjadi contoh kawasan wisata lokal yang rapi, inklusif, dan bernilai edukatif,” kata Farhan.
Kehadiran Lembur Katumbiri sebagai bukti bahwa pembangunan Kota Bandung kini tak lagi sekadar urusan infrastruktur, tetapi juga mencakup aspek seni, budaya, dan kebersamaan warga, imbuh Farhan.
“Bandung sekarang sedang fokus membangun sektor pariwisata. Bukan hanya Disbudpar, tapi juga Dinas Bina Marga dan SDA ikut menciptakan destinasi. Ini luar biasa. Bahkan mural pun menjadi media narasi yang kuat,” tutupnya.(Ade Suhendi/ErHaz)