DJABARPOS.COM, Bandung – Aksi unjuk rasa penolakan UU TNI di Kota Bandung berakhir Ricuh. Sejumlah fasilitas umum maupun gedung mengalami kerusakan. Kepolisian melakukan penyelidikan dan memeriksa rekaman kamera CCTV untuk menangkap pihak-pihak yang terlibat.
Diketahui, aksi unjuk rasa di kota Bandung dipusatkan di depan Gedung DPRD Jabar yang lokasinya berdekatan dengan Gedung Sate, Jumat (21/3). Suasana memanas saat sore hari diwarnai lemparan petasan dan aksi bakar ban.
Situasi tidak terkendali saat massa aksi diminta untuk membubarkan diri. Lemparan benda tumpul mewarnai bersahutan dengan suara ledakan yang diduga masih berasal dari petasan. Tim gabungan dari polisi dan massa aksi terlibat kericuhan tersebut.
Menjelang tengah malam, situasi tidak kunjung reda. Banyak korban luka dari kedua belah pihak. Kericuhan pun terjadi di titik-titik lain.
Selain korban luka, fasilitas umum dan gedung mengalami kerusakan. Salah satunya adalah kantor Bank Hana di Kawasan Jalan Dago terbakar pada Sabtu (22/3) dini hari.
Kepala Keamanan Hana Bank Pusat, Tito Suhardi mengaku masih melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian untuk mencari tahu penyebab utamanya.
“Kami dapat infonya itu sudah Subuh ya kira-kira jam 2-an. Ya kita masih cari tahu lah dari pihak aparat apa penyebabnya ini. Kita juga masih koordinasi lah dengan mereka,” terang dia.
“Ini di area dalam operasional, banking hall itu semua terdampak, barang-barang kita ya pasti kena juga semua. Sampai saat ini saya belum bisa pastikan adakah barang yang dijarah atau tidak. Tapi ada beberapa yang memang masih aman di dalam vault-ya di dalam, masih aman,” ucap Tito.
Ditanya mengenai data nasabah, Tito memastikan sistem yang digunakan bisa menjamin data terjaga. Para pegawai pun dipastikan selamat, namun mereka diminta untuk tidak bekerja lebih dahulu.
“Kita di sini security itu sama hanya operasional, tapi kita kerja-sama dengan aparat teritorial setempat yang mereka melakukan patroli di sini. Informasi dari aparat teritori, ada massa yang berkumpul dengan jumlah yang banyak sekitar pukul 12-an (malam),” jelas dia.
Dia enggan menyebut bahwa kerusakan ini disebabkan oleh massa aksi atau tidak. Pihaknya akan menunggu hasil penyelidikan dari polisi sambil berharap tidak ada lagi peristiwa serupa.
“Saya belum bisa pastikan kerugian itu ada berapa. Kita juga mau ngecek ATM kondisinya seperti apa. Tadi dari tim kami yang udah ngecek kondisinya memang rusak ya tapi untuk uang sendiri masih cukup aman,” jelas Tito.
Sementara itu, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan kasus ini dalam penanganan Satreskrim Polrestabes Bandung. Sejauh ini, pihaknya sudah mengamankan barang bukti kamera CCTV dan memeriksa saksi yang ada di lokasi kejadian.
“Saat ini penyidik sedang melakukan pendalaman dengan melakukan penyelidikan, memeriksa saksi dan CCTV untuk memastikan siapa pelaku yang melakukan pengrusakan tersebut,” ujarnya.
“Untuk TKP pengrusakan dan pembakaran saat ini sudah di police line dan akan dilakukan olah TKP oleh tim gabungan,” tandasnya.
Terpisah, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyayangkan adanya fasilitas umum dan kantor bank swasta di Bandung yang rusak. Menurut dia, tujuan unjukrasa atau tuntutan yang ingin disampaikan tidak akan maksimal karena fokusnya terpecah karena kerusakan.
“Demo yang diduga karena ada kelompok anarkis yang menungganginya rupanya ini memang ekspresi ketidakpuasan kesepakatan demo yang dibubarkan,” kata Farhan.
Keamanan dan ketertiban masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah agar kegiatan demo tidak lagi menjadi ajang orang-orang yang ingin melampiaskan ekspresinya dengan merugikan orang lain.
“Kami tidak pernah anti unjuk rasa, kita tidak pernah mendorong adanya kekerasan, itu sebabnya ketika ada kelompok yang melakukan tindak anarkis malah ekspresi demokrasinya merusak, mau tidak mau hukum harus ditegakkan,” tuturnya.(**)