Aksi Rakyat Jelata, Sejuta Motor ke Istana : “Ini Cara Kami Mengungkapkan Masalah”

DJABARPOS.COM, Bandung – Rakyat Jelata adalah Rakyat Biasa Bukan Bangsawan, Bukan Hartawan. Kami adalah kumpulan orang kebanyakan yang merasakan kehidupan yang sangat susah dan menderita dengan penghasilan minim tapi biasa hidup dengan harga-harga mahal.

Demikian disampaikan inisiator Gerakan Rakyat Jelata Dodi Permana, yang akan melakukan aksi Sejuta Motor ke Istana di Jakarta pada tanggal 13 Agustus 2022 mendatang, kepada para pewarta, di Saung Kebon Karang Taruna, samping pintu masuk Antapani Regency, Bandung, Senin (8/08/2022).

Iklan Djabar Pos

Dalam kondisi krisis sekarang, tutur Dodi, pihaknya sangat menyayangkan para pejabat semakin kaya, para pengusaha kaya bersama keluarganya berfoya-foya. Lebih miris lagi salah satu pengusaha keturunan malah mengondol uang negara sebanyak 54 triliun, dengan total kerugian 76 triliun.

Disamping itu, dimasa sekarang praktik korupsi semakin merajalela, konon anak Presiden pun diduga KKN. Tentunya sangat miris, uang sebanyak itu yang seharusnya dapat membuat kami rakyat jelata bisa bernafas, namun dengan enak mereka merampoknya.

Sementara, lanjut Dodi Pemerintah tidak berdaya mencegah ataupun menangkap pelaku. Sebelumnya pemerintah juga tidak berdaya menangkap mafia minyak goreng, sehingga menimbulkan kelangkaan dan mahalnya minyak goreng selama 6 bulan yang berakibat naiknya harga kebutuhan pokok lainnya ikut naik.

Kami rakyat jelata tetap menderita. Ditambah harga BBM nonsubsidi, termasuk solar juga berdampak terhadap rakyat jelata. Akhirnya berebut BBM subsidi, yang juga direncanakan akan naik terhadap biaya transportasi.

“Bagi kami bagaikan sudah jatuh ketimpa tangga lagi. Lebih parah nya lagi pajak kendaraan bermotor semakin menindas dengan aturan kepolisian yang baru yaitu apabila 2 tahun tidak membayar pajak maka kendaraan nya disita,” katanya.

Rakyat jelata terus di peras pajak sedangkan orang kaya setingkat konglomerat di manjakan dengan Tax Amnesty atau pengampunan pajak, terang Dodi.

Sungguh jungkir balik menindas rakyat memperkaya cukong. Padahal semua ini sesuai dengan Amanah UUD 45.

Kondisi ini kami ikuti hanya dipandang sebelah mata oleh penguasa, para pejabat negeri yang pintar-pintar dan bergaji tinggi melalui berbagai pencitraan menyatakan kondisi baik-baik saja.

Baik buat mereka, tapi derita buat kami rakyat jelata. Para wakil rakyat yang juga digaji tinggi bungkam seribu bahasa.

Melalui cara kami para rakyat jelata ingin unjuk rasa membuka hati nurani para pembesar, hanya melalui berkunjung mendatangi rame-rame menuju istana.

Ini adalah salah satu cara dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Ini satu-satunya cara dimana kami ingin mengungkapkan masalah.

Perlu diketahui, sebagian yang terkena imbas karena di PHK, tidak punya pencaharian karena sulitnya mencari lapangan kerja kami kumpulkan.

Dodi mengaku sebagian kendaraan motor masih berupa cicilan ataupun berkali digadaikan dan ada juga kendaraan berupa pinjaman dari keluarga untuk pergi ke istana, hanya ingin meminta keterbukaan dan tidak menutupi.

“Semoga usaha kami berhasil dan lancar dalam perjalanan. Terima kasih unjuk rasa kami dijaga dan dikawal secara simpatik oleh petugas kepolisian, karena kami yakin anak, saudara dan famili mereka juga banyak yang mengalami kesusahan,” pungkasnya. (Ade Suhendi/Dadan)

Iklan Djabar Pos

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *