DJABARPOS.COM, Surabaya – Pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/2026 di Kota Surabaya mendapat perhatian langsung dari pemerintah pusat. Dirjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen Kemendikbudristek, Gogot Suharwoto, melakukan pemantauan lapangan pada Jumat (20/6), sekaligus memberikan apresiasi terhadap kesiapan sistem yang dinilai matang dan berorientasi masa depan.
Dalam kunjungan tersebut, Gogot menilai pelaksanaan SPMB di Surabaya berjalan objektif, transparan, akuntabel, dan inklusif. Salah satu hal yang menjadi sorotan positif adalah penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung proses pendaftaran.
Menurutnya, sistem daring telah melalui masa uji coba selama dua pekan, lengkap dengan simulasi pendaftaran, guna memastikan layanan berjalan lancar saat dibuka secara resmi pada Minggu malam, 22 Juni 2025.
“Integrasi AI dalam SPMB menunjukkan bahwa transformasi digital di sektor pendidikan tidak lagi wacana. Surabaya telah membuktikan bahwa teknologi bisa digunakan untuk mendukung pelayanan publik secara efektif,” ujarnya.
Kemudahan Akses dan Dukungan Edukatif
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Yusuf Masruh, menjelaskan bahwa hasil simulasi menunjukkan mayoritas orang tua memahami alur pendaftaran. Pemkot telah menyediakan berbagai sarana bantu, seperti video tutorial, peta zonasi, dan simulasi pemilihan sekolah.
Dengan pendekatan digital tersebut, masyarakat bisa mendaftar dari rumah tanpa perlu antre ke sekolah atau dinas. Namun bagi warga yang masih membutuhkan pendampingan, Pemkot menyiapkan posko konsultasi di dinas dan sekolah-sekolah, termasuk untuk jenjang SD, SMP, hingga SMA.
“Posko ini menjadi solusi bagi yang mengalami kendala teknis. Tapi tetap, keputusan akhir memilih sekolah ada di tangan orang tua dan peserta didik,” tegas Yusuf.
Jalur Masuk Adil dan Inklusif
Semua jalur penerimaan di Surabaya disesuaikan dengan regulasi pusat, mulai dari jalur afirmasi bagi siswa dari kelompok rentan dan berkebutuhan khusus, jalur prestasi, domisili, hingga mutasi. Bahkan sekolah swasta juga dilibatkan dalam sistem penerimaan dengan standar dan intervensi serupa, termasuk pemberian beasiswa.
Gogot menambahkan, kolaborasi antara sekolah negeri dan swasta bertujuan memastikan setiap anak mendapat tempat belajar yang layak, tanpa diskriminasi.
“Dengan kerja sama ini, kita memastikan anak-anak yang belum tertampung di sekolah negeri tetap bisa mengakses pendidikan berkualitas, dekat dari rumah, dan dengan dukungan beasiswa dari pemda,” terangnya.
Dukungan Pengawasan Berlapis
Proses SPMB di Surabaya mendapat pengawasan dari berbagai pihak. Ombudsman telah membuka posko pengaduan, meski hingga saat ini belum menerima laporan berarti. Dukungan teknis juga diberikan oleh UPT pendidikan, BPMP Jawa Timur, dan Kementerian Pendidikan, mulai dari penyusunan petunjuk teknis hingga eksekusi sistem.
Perwakilan BPMP Jawa Timur menyebut Surabaya sebagai salah satu daerah dengan pelaksanaan SPMB terbaik, karena aktif berkoordinasi dengan pusat dan mampu menyesuaikan kebijakan sesuai kebutuhan lokal.
Respons Positif dari Masyarakat
Minto Basuki, orang tua calon siswa SMAN 2 Surabaya, mengaku proses tahun ini jauh lebih mudah dibanding sebelumnya.
“Saya bisa ambil PIN dan mendaftar tanpa kendala. Jalur masuk dan alurnya juga dijelaskan sejak di sekolah asal. Semoga anak-anak yang punya prestasi tinggi tapi rumahnya jauh tetap diberi peluang,” harapnya.
Surabaya Jadi Model Nasional
Pelaksanaan SPMB 2025/2026 di Surabaya menjadi contoh praktik baik yang mengedepankan transparansi, inklusivitas, dan integritas. Dukungan teknologi, bantuan layanan di semua level, serta pengawasan konsisten menjadikan proses ini patut dijadikan model bagi daerah lain.
Pemerintah berharap sistem ini terus diperkuat agar setiap anak Indonesia mendapatkan hak atas pendidikan bermutu, setara, dan bebas intervensi. Surabaya telah membuktikan bahwa pendidikan yang adil dan modern bukan sekadar wacana, melainkan realita yang bisa ditiru secara nasional. (Arsy)