DJABARPOS.COM, BANDUNG – Pemerintah mulai membangun kolam retensi dan polder untuk mencegah banjir di Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
“Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengucapkan terima kasih atas komitmen pemerintah pusat, yaitu hadirnya danau retensi atau kolam retensi kedua setelah Cieunteung,” kata Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil pada Jumat.
Kolam Retensi Andir dirancang memiliki luas daerah tangkapan air 148,78 hektare, luas genangan 2,75 hektare, serta volume tampungan hingga 137,500 meter kubik. Selain kolam retensi, pemerintah membangun lima polder untuk mencegah banjir yakni Polder Cipalasari-1, Cipalasari-2, Cijambe Barat, Cijambe Timur, dan Cisangkuy.
Polder Cipalasari-1 punya area tangkapan air 29,79 hektare dan volume tampung 1.125 meter kubik, Polder Cipalasari-2 memiliki area tangkapan air 11,79 hektare dan volume tampung 1.125 meter kubik, Polder Cijambe Barat punya area tangkapan air 78,20 hektare dan volume tampung 1.125 meter kubik, Polder Cijambe Timur punya area tangkapan air 58,60 hektare dan volume tampung 1.125 meter kubik, serta Polder Cisangkuy memiliki area tangkapan air 7,85 hektare dan volume tampung 450 meter kubik.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bandung dalam membangun Kolam Retensi Andir dan lima polder dengan dana sekitar Rp141 miliar.
Pembangunan kolam retensi dan polder ditargetkan selesai Desember 2021. Namun Ridwan Kamil berharap pembangunan infrastruktur pencegah banjir itu bisa lebih cepat selesai.
“Mudah-mudahan Oktober 2021 sudah selesai, sehingga kalau ada potensi banjir di akhir tahun depan itu bisa dikurangi,” katanya.
Ia menjelaskan, air yang ditampung di Kolam Retensi Andir nantinya bisa dipompa ke Sungai Citarum dan diolah di Waduk Saguling, Cirata, dan Jatiluhur untuk berbagai keperluan, termasuk untuk penyediaan air bersih dan pengoperasian pembangkit listrik.
“Saya inginnya setiap kolam retensi itu juga ada peluang pariwisatanya. Jangan hanya tempat air, tapi kalau bisa ada sebuah gagasan agar orang bisa berekreasi di situ. Jadi kita akomodir bisa secara ekologis berhasil, sekaligus juga ekonominya,” kata dia.
Gubernur mengatakan bahwa dalam upaya menekan potensi banjir di Kabupaten Bandung pemerintah juga membangun Sodetan Cisangkuy dan Terowongan Nanjung pada akhir 2019.
Sodetan Cisangkuy yang dirancang mampu mengalirkan air kurang lebih 220 meter kubik per detik proses pembangunannya sudah memasuki tahap akhir. Sodetan itu dibangun untuk menekan risiko banjir di Baleendah dan Dayeuhkolot. “Semoga dari tahun ke tahun kita bisa mengurangi (banjir), termasuk secara ilmiah Terowongan Nanjung itu mengurangi dari 100 persen rutinitas banjir tinggal 25 persen,” kata Gubernur.
“Jadi, memang tidak bisa menghentikan 100 persen (banjir), tapi volume (banjir) pengurangannya sudah sangat-sangat signifikan dan (banjir) tidak (berlangsung) berhari-hari seperti dulu. Saya kira itu komitmennya,” ia menambahkan.
Gubernur mengatakan bahwa pemerintah juga berkomitmen meminimalkan risiko banjir di wilayah Bogor-Depok-Bekasi (Bodebek).(Dadan/Nino)