DJABARPOS.COM, Bandung – Dinas Pendidikan Kota Bandung melakukan monitoring simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Uji coba ini hanya digelar di sekolah-sekolah yang dinyatakan siap dan layak sesuai standar protokol kesehatan yang dilaksanakan pada 7-18 juni 2021.
Pelaksanaan monitoring uji coba PTM terbatas dipimpin langsung oleh Ketua Satgas Kota Bandung, Emas Sumarna didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Hikmat Ginanjar dan Kepala Bidang Pembinaan & Pengembangan Sekolah Dasar Bambang Ariyanto. Monitoring hari pertama dilakukan di SD dan SMP Santo Yusup 2 serta SDN 056 Cihampelas Bandung.
Baca Juga : Meski di Pelosok, Pelayanan PPDB di SMAN 1 Gununghalu Berjalan Optimal
“Kami melihat SDM pendidikan di sini paham, fasih dan baik dalam menyampaikan kepada anak didik. Mereka sudah bawa makanan dan minuman, sosial distancing, kebersihan ruangan, fasilitas cuci tangan luar biasa dan anak-anak membawa handsanitizer,” kata Ema setelah monitoring PTM terbatas di SD/SMP Santo Yusup 2 Bandung, Senin (07/06/2021).
Ia pun mengapresiasi kinerja Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) yang sigap mengedukasi siswa untuk mematuhi protokol kesehatan di sekolah. Kesiapan fasilitas penunjang sesuai protokol kesehatan pun sangat luar biasa.
“Hal-hal yang berkenaan tentang edukasi penanganan Covid-19, di setiap lantai, jalur masuk datang dan keluarpun sudah diatur. Kita sudah ingatkan, orang tua tidak boleh menunggu (saat antar-jemput),” jelasnya.
Lihat Juga : PPDB Jabar SMA-SMK 2021: Dokumen Syarat Daftar, Jadwal Mulai 7 Juni
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar menjelaskan, uji coba ini dilaksanakan menggunakan skema shifting dengan kuota 10-25 persen setiap rombongan belajar (rombel). Hal ini sesuai dengan kebijakan pelaksanaan PTM terbatas mulai dari uji coba, transisi, kebiasaan baru, dan new normal.
“Skemanya bergantian sehingga dapat menghindari kerumunan. Untuk waktu belajar pun dibatasi maksimal 2 jam dalam satu pertemuan,” kata Hikmat setelah monitoring PTM terbatas, Bandung, Senin (07/06/2021).
Menurutnya, secara umum fasilitas menunjang protokol kesehatan sudah terpenuhi oleh satuan pendidikan untuk melakukan uji coba PTM terbatas. Mulai dari tempat cuci tangan, kebersihan ruangan, kesiapan PTK, papan informasi, dan lainnya.
Secara umum, lanjutnya, keikutsertaan siswa untuk pelaksanaan PTM terbatas ini harus mendapat persetujuan dari orang tua dan izin dari satgas kewilayahan. Sesuai dengan kebijakan surat keputusan bersama (SKB) 4 Menteri yang menyebutkan orang tua/wali siswa bisa memilih untuk belajar secara luring atau atau daring.
Tentu dengan harapan uji coba PTM terbatas ini berjalan dengan lancar dan bisa melanjutkan ke tahap berikutnya yakni masa transisi, adaptasi kebiasaan baru, dan new normal.
“Mudah-mudahan pandemi Covid-19 segera usai karena keberadaan guru tidak bisa tergantikan oleh teknologi secanggih apapun,” tandasnya. (Red)