DJABARPOS.COM, Kabpaten Tasikmalaya – Pemuda sebagai calon pemimpin masa depan harus terus bergerak membangun peradaban. Keberhasilan generasi muda sangat menentukan nasib bangsa. Lingkungan dan pola pikir pendidikan menjadi faktor pendukung dalam pembentukan generasi muda.
“Pemuda harus menjadi kolaborator, pelopor dalam kebersamaan dan harus menjadi inisiator dalam segala hal. Terutama perubahan-perubahan yang mengarah kepada kebaikan harus diawali oleh gerakan pemuda,” kata wagub Jabar.
Baca Juga : Pandemi, Uu Ruzhanul Himbau Masyarakat Jabar Bijaksana dalam Bermedsos
Hal yang harus di kuasai oleh pemuda, lanjutnya, adalah teknologi komputer dan teknologi pertanian. Pasalnya, pertanian tanpa dibarengi teknologi akan ketinggalan. Sementara minat generasi muda pada pertanian makin berkurang.
Pemuda harus mampu berbagi peran dan berorganisasi karena dalam era globalisasi ini tidak ada one man show. Dalam berorganisasi tidak ada superman, yang ada adalah superteam.
“Anak muda hari harus pandai berkomunikasi dan pandai berbicara di hadapan orang, sehingga ide-ide kita dapat di terima dan dimengerti orang lain,” kata Uu.
Baca Juga : Uu Ruzhanul Ulum : “Jangan Minder Sekolah di Swasta”
Apalagi, saat ini Indonesia sedang menikmati bonus demografi dan 2045 dicanangkan sebagai Indonesi emas.
“Di umur 40 tahun ke bawah dan 25 tahun ke atas ini menjadi anugerah bukan musibah. oleh karena itu anak muda hari ini harus mempersiapkan segala-galanya,” ucapnya.
Saat ini, Pemda Provinsi Jabar fokus dengan program Petani Melenial Juara. Diantaranya, program Santani (Santri Tani), di mana para santri selain belajar agama juga didorong bertani.
Lihat Juga : PPKM Level 4 Jawa Bali Diperpanjang Hingga 2 Agustus 2021
Uu mengatakan, permasalah pertanian saat ini adalah lahan pertanian semakin sempit dikalahkan laju pembangunan. Cuaca tidak menentu juga menjadi kendala yang harus dipecahkan mahasiswa pertanian.
Ia mengakui, saat ini tidak banyak kepala daerah yang memprioritaskan pertanian dalam pembangunannya. Ditandai dengan anggaran pertanian yang minim. “Padahal sehebat apapun teknologi, sehebat apapun pembangunan, kalau tidak ada hasil produk pertanian mau apa Jawa Barat ini,’’ tutupnya. (Nino)