DJABARPOS.COM, Cimahi – Sebanyak 1.300 kepala keluarga (KK) di Kota Cimahi masih tinggal di rumah tak layak huni. Data tersebut menjadi sasaran utama Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) untuk memberikan bantuan rumah tak layak huni (Rutilahu).
“Betul masih ada ribuan rumah yang harus direnovasi. Berdasarkan data, dari 124 ribu rumah di Kota Cimahi, sebanyak 1.300 masih belum dibenahi,” kata Kepala DPKP Kota Cimahi, Endang belum lama ini.
Menurutnya, ribuan rumah tak layak huni akan diberi bantuan Rutilahu dengan memakai Anggara Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Cimahi, Pemprov Jabar, dan dana dari Pemerintah Pusat.
Meski begitu, tiap tahun Pemkot hanya mampu maksimal memberi bantuan renovasi terhadap 600 unit rumah. Sehingga, untuk menuntaskan perbaikan hunian membutuhkan waktu 2-3 tahun dengan catatan jumlah rumah rusak tidak bertambah.
Meski begitu, Endang menduga jumlah rumah penduduk yang rusak tiap tahun akan ada penambahan. Bisa karena faktor usia bangunan atau karena ada kejadian bencana seperti kebakaran atau banjir.
Baca Juga Djabar Hot : Sejarah Kelam PPDB Jabar 2024: Pengumuman Tertunda 5 Jam
“Dari angka 1.300 ini, kita targetkan 600 unit rumah bisa selesai dengan skema pendanaan dari APBD Pemkot, Provinsi, dan Pemerintah Pusat. Sehingga dalam dua sampai tiga tahun ke depan bisa selesai. Tapi dengan catatan tidak ada rumah rusak baru. Karena kalau lihat di lapangan banyak rumah masyarakat rusak karena faktor waktu atau karena rusak akibat bencana alam,” jelasnya.
Selain rumah tak layak, DPKP mencatat sebanyak 57.252 jiwa atau 10 persen dari 575,52 ribu jiwa penduduk Cimahi belum memiliki rumah. Mereka masih tinggal satu atap bersama keluarga atau saudara. Sebagian lagi menempati rumah susun (Rusunawa), sewa kamar kos atau rumah kontrakan.
“Kalau warga belum punya rumah kita arahkan untuk tinggal di Rusunawa. Mereka selama ini biasa tinggal di rumah orang tua atau kerabat. Tapi ada juga yang tinggal di kos dan kontrakan. Kita belum data secara detail, tapi diperkirakan jumlah warga belum punya rumah sekitar 10 persen dari jumlah penduduk,” tandasnya.
(Nino/Agus Ridwan)