Oleh; AKP Ningsih
Peristiwa bullying seringkali terjadi di sekolah, rumah, tempat kerja, masyarakat, sampai dunia maya. Aktivitas bullying tidak memilih umur dan jenis kelamin.
Para pelaku memilih seseorang dari pemalu, pendiam, spesial, cantik, sampai mempunya kekurangan untuk dijadikan ejekan.
Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan, yang dilakukan secara sengaja oleh satu orang atau kelompok yang lebih kuat. Tujuan dari bullying ini untuk menyakiti orang lain dan dilakukan terus menerus.
Kata bullying berasal dari bahasa Inggris, sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut penindasan atau risak. Kasus bullying ini sering terjadi di Indonesia. Contohnya saja kasus penindasan di sekolah.
Mengutip buku Meredam Bullying, Ken Rigby konsultan ahli sekolah menjelaskan tentang pengertian bullying. Menurut Ken Rigby, bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini bisa dilihat dari sebuah aksi yang menyebabkan seseorang menderita.
Aksi dilakukan oleh seseorang atau kelompok mayoritas yang lebih kuat, dilakukan secara berulang, pelaku tidak bertanggung jawab, dan dilakukan dengan perasaan senang.
Jenis Bullying
Perilaku bullying dibagi menjadi beberapa jenis, seperti verbal dan non verbal. Bullying non verbal berdampak pada ancaman pelaku hingga kekerasan fisik. Sedangkan bullying verbal menggunakan kata-kata kasar sampai menyebarkan aib korban ke orang lain.
bullying dikelompokkan dalam enam kategori, antara lain:
Kontak Verbal Langsung
Bullying berupa tindakan mengancam, mempermalukan, mengganggu, memberi panggilan nama, merendahkan, intimidasi, memaki, dan menyebarkan gosip buruk.
Kontak Fisik Langsung
Pelaku mendorong, menendang, menjambak, memukul, mencakar, mencubit, memeras, mengunci seseorang dalam ruangan, hingga menghancurkan barang milik orang lain.
Perilaku Non Verbal Langsung
Tindakan bullying melihat sinis, menampilkan ekspresi merendahkan, mengancam, mengejek, menjulurkan lidah, sampai melakukan kekerasan fisik pada korban.
Perilaku Non Verbal Tidak Langsung
Tindakan bullying berupa memanipulasi persahabatan, mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng, sampai mendiamkan seseorang.
Pelecehan Seksual
Tindakan bullying ini masuk dalam kategori kekerasan fisik atau verbal.
Tindakan kekerasan dengan cara menyakiti orang lain melalui media elektronik. Seperti memberi komentar jelek, pencemaran nama baik lewat media sosial, dan menyebarkan rekaman video intimidasi.
Dampak Bullying
Bullying berdampak pada kesehatan mental terutama pada anak-anak dan remaja. Pelaku yang melakukan pembullyan bisa memberi pengaruh buruk pada kesehatan fisik dan mental korbannya. Dampak paling fatal dari kasus bullying adalah tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh korban.
Dampak Bullying bagi Korban
- Memicu depresi, stress, gangguan kesehatan mental, sampah memicu kemarahan.
- Berdampak pada menurunkan tingkat kecerdasan dan kemampuan analisis anak-anak
- Remaja dan anak-anak yang mendapat perilaku bullying akan menurun secara akademik dan memilih mengasingkan diri
Dampak Bullying pada Pelaku
- Perilaku berubah menjadi agresif, menyukai kekerasan, mudah marah, impulsif, dan toleransi rendah
- Kurang berempati dan lebih menyukai mendominasi orang lain
- Pelaku merasa harga diri tinggi dan percaya diri
- Menyukai kekuasaan untuk merendahkan orang lain
Dampak bagi yang Menyaksikan
- Jika dibiarkan terus-menerus, penonton yang menyaksikan bullying merasa bahwa perilaku tersebut dianggap biasa. Penonton akan berpikir bahwa perilaku ini bisa diterima secara sosial, bahkan bisa meniru perilaku terutama anak-anak.
- Para penonton memilih menjadi penindas karena takut mereka akan menjadi korban selanjutnya. Sedangkan beberapa orang memilih diam tanpa bertindak atau menghentikan aksi bullying tersebut.
Penyebab Bullying
· Penampilan Fisik
Seseorang yang memiliki penampilan fisik berbeda dari orang lain, bisa menjadi target bullying. Para penindas akan mengejek, intimidasi, hingga mengancam penampilan anak tersebut.
Mereka akan menyebut anak tersebut dengan kata-kata yang menyakiti hati. Tujuan dari kata-kata ini supaya orang itu merasa rendah diri sampai terasingkan.
· Perbedaan Kelas
Perbedaan kelas seperti senior dan junior, ekonomi, gender, etinis, agama, dan ekonomi bisa memicu tindakan bullying
· Tradisi Senioritas
Di Sekolah sering terjadi tradisi senioritas selama beberapa generasi. Tradisi ini menyebabkan korban merasa terintimidasi karena mendapat kekerasan.
· Keluarga
Keluarga besar yang tidak akur bisa mengakibatkan tindakan bullying antar keluarga.
· Karakter Seseorang
- Munculnya sikap dendam atau iri hati
- Adanya rasa ingin mendominasi hingga menimbulkan kekuasaan korban, fisik, kekerasan seksual
- Persepsi tentang perilaku korban
Cara Mengatasi Bullying
Bullying bisa diatasi dengan mencegah sejak dini seperti ketika masih anak-anak, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berikut beberapa cara mengatasi bullying:
Masa Anak-anak
- Beri pengetahuan dan cara untuk mampu melawan tindakan bullying
- Beri contoh cara seperti mendukung, mendamaikan, dan melaporkan pada orang dewasa untuk membantu korban bullying. Keluarga
- Tanamkan rasa kasih sayang dan nilai keagamaan pada anak-anak
- Beri perhatian dan interaksi pada anak-anak untuk memberikan kemampuan berani dan tegas
- Bantu anak untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi, percaya diri, dan tegas
- Mengajarkan rasa peduli dan etika pada sesama
- Mendampingi anak untuk melihat informasi di media sosial atau televisi
Mengatasi Bullying di Sekolah - Pendidik membuat program pencegahan anti bullying dan hukuman bagi pelaku yang melakukan tindakan tersebut
- Membangun diskusi dan ceramah tentang mengatasi aksi penindasan
- Memberi bantuan dan dukungan pada korban bullying. Penulis adalah Kasat Binmas Polres Indramayu