Oleh : Ir. Dony Mulyana Kurnia ( DMK ) – Guru Besar Olahraga Pernafasan ( ORPAS ) dan Beladiri Tenaga Dalam ( BTD ) BIMA
DJABARPOS.COM, Bandung – Bacaan ini untuk murid-murid saya, kemudian boleh dipelajari oleh masyarakat umum, untuk menambah kuat imun tubuh, sebagai alternatif dan upaya tambahan/ekstra, karena terlihat kasat mata prokes dan vaksin tidak menjamin 100% untuk menghadapi pandemi Covid-19 yang sa’at ini meningkat tajam dan sangat mengkhawatirkan, dengan adanya virus varian baru Covid-19 delta yang berasal dari India.
Upaya alternatif untuk melawan Covid-19 ini adalah ilmu pernafasan peninggalan dari seorang tokoh Kerajaan Sunda Padjadjaran, siapa lagi kalau bukan Pangeran Kian Santang putra dari Raja Sribaduga Siliwangi. Kian Santang, pada zamannya terkenal sebagai seorang pendekar nomor wahid di dunia persilatan, dan peninggalan ilmunya masih ada hingga sa’at ini diwariskan secara turun temurun, yang dinamakan Siloka Buhun (Silib) Kian Santang, dan saripati ilmunya adalah merupakan ilmu pernafasan dan beladiri tenaga dalam, yang sekarang saya sampaikan.
Siloka Buhun Kian Santang berbahasa Sunda, bagi yang tidak bisa bahasa Sunda, bisa bertanya kepada teman atau saudara suku Sunda, namun saripatinya yang merupakan ilmu pernafasan.
Lihat Juga : Teknik Ilmu Pernapasan Untuk Lawan Corona Dari DMK
Alhamdullillah di Paguron Olahraga Pernafasan ( ORPAS ) dan Beladiri Tenaga Dalam ( BTD ) BIMA, yang berjumlah 700 orang lebih dan berkumpul di tiga buah WAG, tidak ada seorangpun yang terkena Covid-19, In Shaa Allah hal ini berkat semua anggota paguron pada rajin latihan.
Bagi yang merasakan manfa’at dari ilmu pernafasan yang saya berikan, sebarkan tulisan ini agar lebih besar dan luas manfa’atnya kepada Keluarga, Tetangga, Teman dan medsos masing2. Dan tulisan ini adalah penjelasan ketiga (terakhir), untuk lebih memperjelas terkait keilmuan yang saya sampaikan khusus untuk menghadapi pandemi Covid-19 yang sa’at ini kondisinya sangat memprihatinkan.
Untuk tulisan selanjutnya, sekali lagi mohon ma’af kepada para pembaca yang belum bisa bahasa Sunda, karena tulisannya berbahasa Sunda :
Lain agul ku payung butut, Sim Kuring ngabogaan ngaran Padjadjaran anu di pasihan ku para karuhun, pun Bapak alm., pun Paman alm., oge sareng pun Aki alm. Ngaran Padjadjaran Sim Kuring R. SAMBAWARNA. Nami Padjadjaran dipasihan ku karuhun, saparantos Sim Kuring cacap neuleuman elmu-elmu kanuragan anu diturunkeun ku aranjeuna.
Alhamdullillah Sim Kuring, aya katurunan langsung ti Raja Padjadjaran panungtungan, keresana Eyang Prabu Cakrabuana anu katelah putra mahkuta Pangeran Kian Santang, putra Eyang Prabu Sribaduga Siliwangi, sa-atos anjeuna lebet Islam janten mu-alaf, salajengna salapan wali anu katelah Walisongo, masihan nami Islam, anu sae pisan ka anjeuna salaku konci nyebarkeun agama Islam di tatar Pasundan, nami Islamna Kian Santang kasebat Kanjeng Eyang Panembahan Godog Suci Garut, Sunan Rahmat r.a.