DJABARPOS.COM, Bandung – Tempe adalah salah satu makanan berbahan dasar kedelai terpopuler di Indonesia. Bahkan, Indonesia menjadi negara produsen kedelai terbesar di dunia dengan 50% olahannya berbentuk tempe.

Rasanya yang khas dan harganya yang terjangkau, menjadikan tempe sebagai olahan makanan yang mudah kita temui. Selain itu, tempe memiliki banyak khasiat dan mengandung gizi yang sangat baik bagi tubuh.

“Salah satu khaisat tempe itu bisa memperkuat sistem imun tubuh,” ungkap Pelaksana Operasional Rumah Tempe, Heri Sudiyanto saat ditemui di tempat produksi, Jalan Babakan Ciparay nomor 31, Kota Bandung, Jumat (16/7/2021).

Sebab, menurutnya, tempe sangat kaya akan serat, antioksidan, dan lemak sehat. Sehingga, mengonsumsi tempe berdampak baik bagi kesehatan tubuh, terlebih di masa pandemi saat ini.

Adapun jika terdapat sebagian orang, khususnya anak-anak yang enggan mengonsumsi tempe, Heri menyarankan penyajiannya bisa lebih variatif.

“Mungkin anak-anak cukup asing dengan rasanya. Namun jika diolah atau dimodifikasi, pasti banyak yang suka. Seperti, dijadikan keripik tempe, nugget tempe atau dikonsumsi bersama madu/kurma,” terang Heri.

Bahkan, tambahnya, orang di negara Eropa dan Amerika menjadikan tempe sebagai salad. “Karena, tempe itu memang sudah matang tanpa perlu digoreng. Cuma kalau yang dikonsumsi seperti itu adalah tempe dengan kedelai organik atau tempe non-GMO (genetically modified organism/bukan kacang hasil rekayasa genetika),” ujarnya.

Nugget tempe, ungkap Heri, adalah salah satu inovasi produk yang dihasilkan oleh Rumah Tempe. Sudah banyak pembeli yang berlangganan nugget tempe ke Rumah Tempe yang berdiri pada 2020 ini.

Selain itu, Hery menjelaskan, olahan tempe di Rumah Tempe menerapkan quality control dan mengedepankan unsur higienis. Sehingga, tempe yang diproduksi adalah kualitas tempe terbaik.

Dengan pengolahan yang higienis dan memenuhi standar kesehatan, pihaknya kini tengah berusaha menjadikan tempe diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dan masuk dalam jajaran top kuliner dunia. “Keberadaan Rumah Tempe ini juga arahnya ke sana agar tempe diterima di dunia dengan pembuatan yang telah memenuhi standar,” tuturnya.

Sebab, menurut Heri, berdasarkan sejarah, tempe telah ada dan dikonsumsi sejak 1978. “Dulu, tempe itu adalah makanan raja dengan bahan baku kedelai organik,” tutupnya.(Dudik)

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *