DJABARPOS.COM, Jakarta – Istilah “wartawan bodrex” kerap menjadi cercaan yang dilontarkan kepada insan pers yang dianggap tidak profesional atau hanya mengejar sensasi. Namun, bagi wartawan yang telah menjalankan tugas sesuai dengan kode etik jurnalistik dan prinsip kerja yang benar, label tersebut justru menjadi tantangan untuk membuktikan integritas dan kredibilitas mereka. Selasa, (04/02/2025)

“Kritik dan cap negatif seperti ‘bodrex’ seharusnya tidak membuat wartawan alergi. Justru, ini adalah momen untuk menunjukkan bahwa kita bekerja dengan prinsip akurasi, objektivitas, dan keadilan,” tegas nino seorang jurnalis yang telah meraih beberapa penghargaan nasional.

Nino menambahkan, istilah “bodrex” sering kali muncul karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang kompleksitas pekerjaan jurnalistik. “Tidak semua orang tahu bagaimana proses verifikasi informasi, riset mendalam, atau upaya menjaga independensi dalam setiap pemberitaan. Tugas kita adalah menjelaskan hal ini kepada publik, bukan malah tersinggung,” ujarnya.

Menurut data dari Dewan Pers, sepanjang tahun 2024, terdapat peningkatan laporan masyarakat terkait pemberitaan yang dianggap tidak memenuhi standar jurnalistik. Namun, di sisi lain, banyak juga wartawan yang tetap konsisten menjalankan tugas dengan integritas tinggi, meski kerap dihadapkan pada stigma negatif.

“Kami tidak bisa mengontrol apa yang orang katakan, tapi kami bisa mengontrol bagaimana kami bekerja. Jika kita yakin telah menjalankan tugas dengan benar, label ‘bodrex’ tidak akan pernah menempel,” kata Atep Suryana, redaktur senior di salah satu media ternama di Jawa Barat.

Atep juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat tentang peran jurnalis dalam demokrasi. “Jurnalis adalah pilar keempat demokrasi. Tugas kami bukan hanya memberitakan, tapi juga mengawal kebenaran dan keadilan. Jika ada yang meragukan integritas kami, kami siap membuktikan dengan karya nyata,” tegasnya.

Di tengah gempuran informasi yang semakin cepat dan tidak terkendali, peran wartawan profesional menjadi semakin krusial. Mereka tidak hanya bertugas menyampaikan berita, tapi juga memastikan bahwa setiap informasi yang disebarkan telah melalui proses verifikasi yang ketat.

“Jadi, alih-alih alergi dengan sebutan ‘bodrex’, mari kita jadikan ini sebagai motivasi untuk terus meningkatkan kualitas kerja dan membuktikan bahwa jurnalisme yang baik adalah yang mengutamakan kebenaran dan kepentingan publik,” pungkas nino

Dengan semangat ini, wartawan profesional diharapkan tetap teguh memegang prinsip jurnalistik, sambil terus membangun kepercayaan publik melalui karya-karya yang berkualitas dan bertanggung jawab. (Arsy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *