DJABARPOS.COM, Jakarta – Komitmen dalam menciptakan siswa sehat dan cerdas berkarakter di Indonesia terus digulirkan Pemerintah dengan menggandeng berbagai pemangku kepentingan. Melalui kampanye Sekolah Sehat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menunjukkan komitmen untuk peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dan menciptakan Profil Pelajar Pancasila melalui revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

“Melalui kampanye ini, Kemendikbudristek berkomitmen mewujudkan anak Indonesia yang sehat, kuat, dan cerdas berkarakter yang melingkupi sehat bergizi, sehat fisik, dan sehat imunisasi,” ungkap Direktur Sekolah Dasar, Muhammad Hasbi pada acara Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) bertajuk “Kampanye Sekolah Sehat Untuk Mewujudkan Anak Indonesia Sehat, Kuat, dan Cerdas Berkarakter yang disiarkan di kanal Youtube Kemendikbud RI, Kamis (25/8/2022).

Sebelumnya, Direktur SD menyampaikan bahwa kampanye Sekolah Sehat ini dilatarbelakangi adanya keprihatinan terhadap kondisi kesehatan anak-anak Indonesia yang akan menjadi penerus bangsa. “Sebelum pandemi Covid-19 kondisi kesehatan anak dan remaja di Indonesia cukup memprihatinkan. Terlebih saat ada pandemi Covid-19, sebagaimana hasil riset yang dihimpun dari berbagai sumber menyatakan bahwa anak dan remaja kita mengonsumsi makanan yang berisiko setiap hari,” jelasnya.

Hasbi menambahkan di dalam hasil riset tersebut diuraikan sebanyak 50% anak dan remaja yang mengonsumsi makanan manis, 32% mengonsumsi makanan asin, 11% mengonsumsi makanan instan, dan 78% mengonsumsi makanan berpenyedap.

Kampanye Sekolah Sehat yang digagas Kemendikbudristek, lanjut Hasbi tidak akan berlangsung dengan sukses tanpa adanya keterlibatan semua pemangku kepentingan. “Kerja sama yang paling utama adalah dengan keluarga, selain itu tak kalah pentingnya yaitu keterlibatan masyarakat, sektor swasta serta media baik cetak, elektronik dan media sosial yang diharapkan dapat memberikan dukungan dalam berbagai bentuk maupun aktivitas serta mengamplifikasi kampanye sekolah sehat,” katanya.

Pada kegiatan peluncuran kampanye Sekolah Sehat di Sekolah dasar (SD) Negeri Muara Kapuk 03, Jakarta beberapa waktu yang lalu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa kampanye Sekolah Sehat bukan hanya menjadi kebijakan. Namun Sekolah Sehat merupakan sebuah gerakan bersama dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, sekolah, peserta didik, orang tua, hingga mitra swasta serta nirlaba.

Kepala SD Muara Kapuk 03, Rochmanudin mengungkapkan kebanggaannya bahwa sekolahnya ditunjuk menjadi tempat peluncuran kampanye Sekolah Sehat. “Pada tahun 2019, sekolah kami mendapat juara III dalam Lomba Sekolah Sehat Nasional. Hal tersebut mendorong kami untuk terus menjaga komitmen mempertahankan predikat sebagai sekolah sehat melalui program dan pelatihan, salah satunya program yang disusun oleh kelompok kerja UKS yang secara berkala melakukan pemantauan kantin, pemeriksaan fasilitas kesehatan di sekolah, dan pendampingan untuk siswa kami yang menjadi dokter kecil (docil),” urai Rochmanudin.

“Kebersihan merupakan sebagian dari iman. Sekolah merupakan rumah kedua untuk siswa setelah keluarga, sehingga kami berharap dapat menjadi suri tauladan untuk siswa dan masyarakat di sekitar sekolah sehingga lewat lingkungan yang bersih dan nyaman, motivasi siswa untuk belajar dapat meningkat,” tandas Rochmanudin.

Praktik Baik Implementasi Trias UKS

Dalam kesempatan yang sama, guru penggerak UKS yang juga menjabat Wakil Kepala Sekolah bidang hubungan masyarakat pada SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Dwi Jatmiko mengajak masyarakat untuk mengubah pola pikir mengenai UKS bukanlan program prioritas, tapi menjadi wadah untuk semua program prioritas.

“Tujuan UKS adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). UKS dapat dikembangkan bila tersedia sumber daya, termasuk dana yang cukup. Selain itu, pemanfaatan potensi yang ada mencakup kearifan lokal dan kemitraan,” jelas Jatmiko.

Jatmiko juga menceritakan di sekolahnya ada inovasi e-money atau M1SMART Card, satu set alat periksa gigi, toilet kejujuran, dan web based application elektronik UKS (e-_UKS). “Penggunaan apllikasi _e-_UKS meliputi fitur periksa guru dan siswa, fitur _medical check up untuk memeriksa berat badan, tinggi badan, tensi darah, suhu, manajemen data obat dan jenis obat, serta manajemen data penyakit dan keluhan” sambung Jatmiko.

Sementara itu, perwakilan orang tua sekaligus Ketua Komunitas Sidina, Wiendrastari Putri berujar bahwasanya peran media sosial turut berperan menjadi salah satu media edukasi tumbuh kembang anak semisal penyediaan informasi vaksinasi dan imunisasi.

“Untuk menciptakan generasi yang unggul itu dimulai dari keluarga, saatnya saya mengajak ayah dan bunda untuk kita bersama menjaga kesehatan anak dari rumah. Menciptakan anak yang kuat, sehat, dan cerdas berkarakter dibutuhkan satu kampung, satu negara untuk bekerja sama, karena anak-anak tersebut adalah modal bagi kehidupan bangsa,” ucap Wiendrastari.

Informasi lebih lanjut mengenai kampanye Sekolah Sehat dapat ditemukan pada tautan https://uks.kemdikbud.go.id/home.
(Arsy)

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *