DJABARPOS.COM, Bandung – Bus Rapid Transit (BRT) direncanakan akan mulai dijalankan pada 2024. Sejumlah fasilitas pun disiapkan salah satunya terminal bus sebagai tempat naik dan turun penumpang.
Terminal Cicaheum, Kota Bandung, bakal menjadi satu di antara tempat BRT ini berada untuk mengangkut penumpang ke berbagai tujuan. Kehadiran BRT pun diprediksi menggurus bus antara kota antara provinsi (AKAP) dan antar kota dalam provinsi (AKDP) yang selama ini beroperasi.
Perubahan pengoperasional terminal bus disampaikan Kepala Terminal Cicaheum Roni Hermanto. Dia mendapatkan informasi bahwa akan ada peralihan pemakaian yang selama ini dipakai bus AKAP dan AKDP menjadi Bus BRT.
“Kalau gak salah buat depo BRT Bandung Raya,” kata Roni dikutip dari IDN Times Jabar , Selasa (23/7/2024).
1. Belum pasti masih dipakai bus antar kota
Meski demikian, Roni belum bisa merinci akan seperti apa wajah Terminal Cicaheum tahun depan. Sebab, perubahan pengoperasionalan terminal ini bukan jadi wacana baru, meski hingga kini bus antar kota masih berada di sana mengangkut penumpang.
“Saya belum dapat informasi terkini. Fungsi terminal masih ada atau tidak bukan kebijakan saya,” ujarnya.
2. BRT di Bandung Raya akan beroperasi tahun ini
Sebelumnya, sistem transportasi massal BRT Bandung Raya ditargetkan untuk bisa mulai beroperasi pada pertengahan 2024. Untuk mencapai target tersebut, Direktur Lalu Lintas pada Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Ahmad Yani di Bandung, Jawa Barat, Selasa, mengatakan pihaknya bersama Bank Dunia menggelar pelatihan dan sosialisasi peningkatan kapasitas para pemangku kepentingan BRT Bandung Raya di Kota Bandung beberapa waktu lalu.
Para pemangku kepentingan yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut, ucap Ahmad, mulai dari Pemprov Jabar serta kabupaten dan kota Bandung Raya yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang.
“Kami harus memberi pemahaman yang menyeluruh kepada semua pemangku kepentingan baik pemerintah maupun nonpemerintah tentang semua proses, agar pada pelaksanaannya semua menjadi tahu hak dan kewajibannya,” ujar Ahmad dikutip dari ANTARA.
Ahmad mengungkapkan bahwa Bank Dunia menjelaskan semua syarat yang harus dipenuhi dalam pembangunan sistem moda transportasi massal BRT.
“Mereka nanti yang akan menjelaskan syarat apa saja yang harus dipenuhi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi,” katanya.
3. Gubernur Bey masih kurang setuju
Sementara itu Penjabat Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Machmudin menilai bahwa penggunaan Bus Rapid Transit (BRT) tidak akan cocok dipakai di kawasan Kota Bandung dan sekitarnya. Jalan yang tidak terlalu besar dengan tingkat penggunaan kendaraan pribadi yang banyak, bisa membuat transportasi umum ini kurang diminati masyarakat.
Menurutnya, penggunaan BRT atau busway yang selama ini dipakai di Jakarta maupun daerah penyangganya belum tentu bisa diterapkan di Bandung Raya. Maka, harus ada tata ulang angkutan umum apa yang memang bisa digunakan secara maksimal di Bandung.
“Karakter masyarakat Bandung Raya gak bisa disamakan (dengan Jakarta). Jalannya juga lebih kecil dibandingkan Jakarta,” ujar Bey usai mengikuti Pocari Run 2024 di Kota Bandung, Minggu (19/7/2024).
Di sisi lain, dengan kondisi udara yang sejuk sebenarnya jalan kaki atau bersepeda menuju kantor atau sekolah bisa jadi pilihan. Hal ini juga yang dilakukan Bey selama bekerja di Bandung.
Dia harap dengan bepergian jalan kaki ke tempat kerja, selain sebagai aktivitas olahraga juga bisa membuat badan lebih sehat dan bugar.(Ade Suhendi/Nino)