DJABARPOS.COM, Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi meluncurkan Merdeka Belajar (MB) episode ke-22: Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Transformasi ini sejalan dengan misi besar Merdeka Belajar yaitu menghadirkan sistem pendidikan yang memprioritaskan kebutuhan peserta didik dan menjunjung tinggi asas keadilan.

“Kami selalu percaya bahwa keberhasilan terobosan Merdeka Belajar bergantung pada dukungan seluruh lapisan masyarakat,” ucap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim saat memimpin sesi dialog bersama dengan pimpinan PTN, kepala sekolah, dan siswa di sela-sela peluncuran MB ke-22, di Jakarta, Rabu (7/9/22).

Transformasi seleksi PTN bertujuan untuk menyelaraskan pembelajaran di jenjang pendidikan menengah dengan pendidikan tinggi. Selain itu, kebijakan ini juga bermaksud untuk memberikan kesempatan yang lebih adil kepada peserta didik terutama yang memiliki latar belakang kesulitan ekonomi.

Menyambut kebijakan tersebut, Rektor Universitas Negeri Padang, Ganefri mengutarakan bahwa dengan transformasi PTN akan muncul bibit unggul dari berbagai latar belakang yang turut berkompetisi secara adil untuk mengenyam pendidikan tinggi.

“Banyak anak-anak kita yang berpotensi namun berada dalam status ekonomi rendah sehingga mereka merasa kalah bersaing duluan. Dengan pola tes yang sekarang, tidak ada diskriminasi dalam hal ini. Orang tua juga dapat memberi akses pendidikan yang lebih luas kepada anaknya,” tegas Rektor Ganefri.

“Terima kasih kepada Kemendikbudristek atas terobosan ini. Mudah-mudahan kebijakan ini memberi kesempatan lebih luas kepada banyak bibit-bibit unggul dari berbagai pelosok negeri untuk masuk ke perguran tinggi,” imbuhnya.

Direktur Politeknik Negeri Batam, Uuf Brajawidagda turut mendukung peluncuran Merdeka Belajar episode ke-22. “Karena memungkinkan banyak calon mahasiswa berprestasi di seluruh Inidonesia untuk memilih berbagai jalur di politeknik sehingga akses mereka semakin luas untuk masuk ke perguruan tinggi terutama bagi yang kurang beruntung secara sosial ekonomi,” jelas Direktur Uuf.

Tak ketinggalan, Kepala SMAN 1 Lembang, Suhendiana Noor juga menyampaikan harapan yang sama agar semakin banyak siswa SMA maupun SMK dapat meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi. “Kami senang karena apa yang kami ajarkan di sekolah nyambung antara literasi, numerasi, dan penguatan karakter dengan sistem seleksi di PTN. Ini akan memotivasi guru untuk lebih percaya diri dalam mengajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan,” terang Kepsek Hendi.

Beralih ke dua narasumber lain, Menteri Nadiem menyinggung salah satu poin dalam transformasi seleksi di mana soal tes yang diujikan pada seleksi berdasarkan tes akan berfokus pada penalaran dan pemecahan masalah. Dengan demikian kata Nadiem, tidak ada lagi tes mata pelajaran tertentu maupun soal-soal hafalan.

Merespons hal ini, orang tua dari siswa SMA 1 Yogyakarta, Astuti Andriyani menyambut positif. “Kebijakan ini mengurangi beban belajar anak kami yang harus menyelesaikan 15 mata pelajaran di sekolah, lalu mempersiapkan Ujian Tes Berbasi Komputer (UTBK) yang fokus kepada rumus, hafalan, serta harus mempelajari tips jitu mengenali karakteristik soal,” urainya menjabarkan beban persiapan yang dirasakan anaknya untuk masuk ke PTN.

“Dengan penyederhanaan soal UTBK ke model soal penalaran, anak tidak perlu menyediakan waktu maupun materi khusus karena materinya sudah menjadi satu kesatuan dalam pembelajaran sehari-hari di kelas. Saya setuju dengan pengutamaan soal-soal penalaran ini karena sangat bermanfaat untuk mempersiapkan kompetensi anak-anak dalam mengasah pola pikir yang kritis dan logis sesuai dengan kondisi di dunia kerja nanti,” ujarnya yang merasa lega dengan adanya kebijakan ini.

Judha Hoka Wishika, siswa asal SMA Pradita Dirgantara Boyolali mengaku senang dengan arah transformasi seleksi ke PTN. “Ini yang saya inginkan di mana saya bisa fokus pada mata pelajaran yang jadi minat saya. Saya berterima kasih karena dengan peluncuran program ini akan banyak potensi anak-anak Indonesia yang semakin berkembang guna mencetak SDM unggul di masa depan,” tuturnya.

Sebelum mengakhiri, Mendikbudristek kembali menggarisbawahi pentingnya gotong-royong dan kolaborasi untuk mentransformasikan sistem pendidikan di Indonesia. “Saya harap semua dari kita bisa mengambil manfaat dari tramsformasi sistem seleksi masuk PTN ini dengan terus mewujudkan pembelajaran yang berkualitas dan memperioritaskan kebutuhan peserta didik,” tutup Nadiem. (Nino)

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *