DJABARPOS.COM, Lhokseumawe – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyampaikan, nasionalisme dan patriotisme merupakan modal penting dalam membangun bangsa.

Demikian kata sambutan Mendagri yang dibacakan oleh Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendagri Tomsi Tohir pada kegiatan Pencanangan Pembagian Bendera Merah Putih Tahun 2023 di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh.

“Kegiatan ini di samping untuk mengingat kembali sejarah perjuangan, juga momentum untuk memupuk nasionalisme, dan jiwa patriotisme. Jiwa nasionalisme dan patriotisme menjadi penting karena merupakan modal bangsa untuk pembangunan,” katanya di Lapangan Hiraq, Kota Lhokseumawe, Sabtu (17/6/2023).

Mendagri melanjutkan, nasionalisme dan patriotisme tercermin dalam sikap dan tindakan yang berkarakter persaudaraan, toleransi, persatuan, dan gotong royong. Hal ini sejalan dengan falsafah Aceh, ‘gaseh metaloe wareh’ atau kasih bertali persaudaraan.

Dia menegaskan, jiwa nasionalisme dan patriotisme menjadi penting di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi serta gempuran budaya asing. Nasionalisme dan patriotisme juga modal penting dalam membentengi diri dari ancaman bangsa seperti ideologi yang berseberangan dengan ideologi negara, terorisme, radikalisme, serta konflik sosial berbasis suku, ras, dan agama.

“Saya berharap kiranya persatuan bangsa dan situasi bangsa kita terutama di Aceh senantiasa harmonis, kondusif, kita sama-sama menjaga suasana tetap sejuk dan damai, toleran dan saling menghormati, tentu untuk mewujudkan hal ini diperlukan persatuan dan kekompakan seluruh elemen bangsa,” ujarnya.

Selain itu, rakyat Indonesia tak lama lagi akan memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-78. Mendagri mengungkapkan, hari ulang tahun kemerdekaan tahun ini mengambil tema “Terus Melaju untuk Indonesia Maju”. Tema tersebut mengandung makna ajakan bagi semua elemen bangsa untuk kerja bersama dalam pembangunan dan menggelorakan semangat perjuangan yang belum berakhir.

“Dari tema tersebut juga tersirat optimisme terhadap masa depan Indonesia menjadi negara mau. Dalam beberapa kesempatan, Bapak Presiden selalu mengingatkan bahwa saat ini kita sedang berada dalam situasi yang tidak mudah, tidak gampang karena ketidakpastian global,” terangnya.

Dia menjelaskan, paling tidak terdapat tiga ancaman besar, yaitu ancaman krisis pangan, krisis energi, dan krisi inflasi. Namun berkat dukungan dan upaya semua elemen bangsa, Indonesia masih pada posisi baik. Bahkan di negara G20, pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk yang terbaik karena berada di atas 5 persen dan inflasi di bulan Mei berada di angka 4 persen.

Tantangan lainnya, Indonesia dihadapkan pada kemiskinan ekstrem yang saat ini berada kurang lebih 5 juta jiwa dan harus ditekan sampai nol persen pada tahun 2024. Kemudian, angka stunting 21,6 persen yang harus ditekan menjadi 14 persen di tahun 2024, pengangguran sebesar 5,86 persen, hingga pemberantasan korupsi.

“Oleh karena itu, kegiatan hari ini tidak boleh dianggap hanya sebagai seremonial belaka, namun jauh dari itu kegiatan ini di samping untuk mengingat segala perjuangan juga momentum untuk memupuk nasionalisme dan jiwa patriotisme,” tandasnya. (Arsy)

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *